
Siaran Keagamaan: “Literasi Ekologi dalam Perspektif Al-Qur’an untuk Generasi Z”
BANJARMASIN, 7 Oktober 2025 Program Siaran Keagamaan RRI Pro 2 Banjarmasin kembali mengudara dengan tema “Literasi Ekologi dalam Perspektif Al-Qur’an untuk Generasi Z”. Acara yang dipandu oleh Azkia Rahmah, mahasiswa semester tiga UIN Antasari Banjarmasin, ini menghadirkan narasumber Ustadz Najib Irsyadi, M.Hum, dosen Fakultas Ushuluddin dan Humaniora UIN Antasari, yang mengajak pendengar merenungkan kembali tanggung jawab manusia terhadap alam sebagaimana diajarkan dalam Al-Qur’an.
Dalam pembukaannya, Azkia memperkenalkan program Siaran Keagamaan sebagai wadah edukasi yang menghadirkan nilai-nilai Islam dengan pendekatan ringan namun penuh makna. Ustadz Najib mengawali tausiyah dengan menekankan bahwa keberlangsungan hidup manusia sangat bergantung pada keseimbangan alam. “Al-Qur’an telah banyak mengingatkan kita agar tidak berbuat kerusakan di bumi setelah Allah menatanya dengan indah,” ujarnya mengutip Surah Al-A’raf ayat 56.
Beliau juga menyoroti konsep manusia sebagai khalifah fil ardh (pengelola bumi) yang memiliki tanggung jawab sosial dan ekologis, sebagaimana termaktub dalam Surah Al-Baqarah ayat 30. Dalam pandangannya, menjaga alam bukan hanya urusan lingkungan, tetapi juga bagian dari ibadah. “Menanam pohon, membuang sampah pada tempatnya, atau tidak merokok sembarangan semuanya adalah ibadah jika diniatkan untuk menjaga ciptaan Allah,” tegasnya.
Selama siaran berlangsung, pembahasan mengalir ringan namun sarat nilai. Ustadz Najib mengutip Surah Ar-Rahman ayat 7–9 yang menegaskan pentingnya keseimbangan dalam ciptaan Allah. Ia mencontohkan bahwa menghilangkan satu unsur dalam ekosistem, seperti burung yang memangsa hama, dapat mengganggu keseimbangan alam dan membawa kerugian bagi manusia.
Menyoroti peran Generasi Z, beliau menyampaikan bahwa kelompok muda ini memiliki potensi besar dalam menyebarkan kesadaran ekologis melalui media sosial. “Gunakan TikTok, Instagram, dan platform digital lainnya untuk membuat konten yang mengajak masyarakat mencintai lingkungan. Jadikan dakwah ekologis ini gaya hidup baru,” katanya. Azkia menambahkan, bahwa kesadaran menjaga alam harus ditanamkan sejak muda karena generasi sekaranglah yang akan menentukan wajah bumi di masa depan.
Diskusi juga menyinggung isu-isu aktual seperti bahaya merokok dan pengelolaan limbah industri. Ustaz Najib menekankan bahwa asap rokok dan limbah pabrik yang dibuang sembarangan merupakan bentuk pencemaran yang dilarang oleh Islam karena merugikan makhluk hidup lain. Beliau memuji inisiatif mahasiswa ITS Surabaya yang mendaur ulang limbah kertas, termasuk teks-teks agama rusak, menjadi produk seperti kalender dan buku catatan. “Inovasi semacam ini adalah contoh konkret dari nilai Islam dalam menjaga lingkungan,” ujarnya.
Menjelang akhir siaran, pembahasan difokuskan pada literasi ekologis Qur’ani, yaitu pemahaman terhadap ayat-ayat yang memerintahkan manusia untuk menjaga keseimbangan alam. “Kesadaran ekologis bukan hanya ilmu, tapi juga amal. Kita harus mulai dari diri sendiri—dari hal kecil seperti tidak membuang sampah sembarangan, hingga menggunakan media untuk menebarkan pesan hijau,” pesan Ustaz Najib.
Acara ditutup dengan ajakan reflektif dari pembawa acara, Azkia Rahmah, agar Generasi Z memaknai cinta lingkungan sebagai wujud keimanan. “Melestarikan alam adalah bentuk ibadah modern yang relevan dengan zaman digital. Mari kita jadikan bumi ini tempat yang layak untuk diwariskan,” tutupnya.