
Siaran Keagamaan: Mengkaji Sisi Kemanusiaan Rasulullah
BANJARMASIN, 16 September 2025 – Siaran Keagamaan RRI PRO2 Banjarmasin bekerja sama dengan Fakultas Ushuluddin dan Humaniora UIN Antasari Banjarmasin menghadirkan narasumber Bapak Dr. Norhidayat, M.A., dengan tema “Mengkaji Sisi Kemanusiaan Rasulullah SAW”.
Dalam kajiannya , Bapak Norhidayat menegaskan pentingnya melihat Rasulullah bukan hanya dari sisi mukjizat dan keistimewaannya, tetapi juga dari sisi kemanusiaannya. Menurut beliau, kesadaran bahwa Nabi juga manusia membuat umat lebih mudah menjadikannya teladan.
Beliau merujuk pada Surah At-Taubah ayat 128 yang menggambarkan Nabi sebagai sosok penuh kasih sayang, peduli pada penderitaan umat, dan penyayang terhadap kaum mukminin. Dari ayat tersebut, beliau menyoroti beberapa contoh sikap kemanusiaan Nabi:
- Kasih Sayang : Nabi mencium cucunya Hasan, dan menegaskan bahwa orang yang tidak menyayangi tidak akan disayangi.
- Humor tanpa kebohongan : Rasulullah bercanda tanpa kebohongan, seperti kisah nenek yang beliau janjikan masuk surga dalam keadaan muda kembali.
- Kesedihan dan Air Mata : Nabi juga menangis saat putranya Ibrahim wafat, menunjukkan bahwa kesedihan adalah fitrah manusiawi.
- Mengalami Luka : Nabi terluka saat Perang Uhud dan dakwah di Thaif, membuktikan bahwa beliau bukan manusia kebal.
- Sikap Seimbang : Rasulullah beribadah sekaligus memenuhi kebutuhan hidup, menolak praktik berlebihan dalam puasa atau salat.
- Pemaaf : Saat Fathu Makkah, beliau tidak membalas dendam kepada musuh, tetapi justru memberi ampunan.
Menurut beliau, keteladanan ini sangat relevan dengan kondisi saat ini. Di tengah kehidupan modern yang sering materialistis dan individualistis, umat Islam diajak untuk menghadirkan kembali sifat empati, solidaritas, dan kasih sayang dalam kehidupan sosial.
“Menjadi Muslim bukan hanya soal ibadah ritual, tetapi juga bagaimana kita memanusiakan orang lain,” tegasnya.
“Kalau Nabi hanya digambarkan sempurna, sulit bagi kita untuk meniru. Karena beliau juga manusia yang berjuang, maka umat bisa belajar menapaki jalan hidup dengan meniru ketabahan dan kasih sayangnya,” tambahnya.
Pesan pentingnya, di era sekarang kita perlu meneladani akhlak Nabi menjadi pribadi yang lebih peka, empati, dan membawa manfaat untuk sekitar. Karena Muslim sejati bukan hanya yang rajin beribadah, tapi juga yang mampu memanusiakan sesama.
Ditulis oleh: Aulia Yudistina – Mahasiswa IAT Angkatan 2023